Mengenal Wisata Budaya di Suku Sasak di Lombok

Lombok memang tempat yang sangat istimewa untuk dijadikan lokasi wisata. Bagaimana tidak, pulau Lombok yang lokasinya berdampingan dengan pulau Dewata Bali ternyata memiliki banyak kesamaan dari sisi wisata alam, pantai juga kebudayaan termasuk juga urusan kuliner.

 

Maka, baik wisatawan lokal maupun asing, setelah mereka tinggal beberapa waktu di Bali, mereka juga akan mampir ke Lombok. Jika Anda berencana pergi ke Lombok, jangan lupa untuk mengunjungi dan mengenal Suku Sasak, suku asli Lombok. Ada banyak fakta yang menarik yang bisa ditemui ketika Anda mengunjungi Suku Sasak seperti:

 

Mengenal Suku Sasak Suku Asli Lombok

 

Agama

Loncat ke

 

Suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok berjumlah sekitar 2,5 juta orang. Mayoritas agama Suku Sasak adalah Islam. Hanya sebagian sangat kecil saja yang beragama Islam Wetu Telu dimana agama Islam ini berbeda dengan Islam pada umumnya atau dengan Islam mayoritas.

 

Islam Wetu Telu hanya dianut sekitar 1%. Agama minoritas kecil Boda juga ada dengan jumlah yang sangat sedikit sekali. Tentu, kegiatan keagamaan juga terlihat di sana. Mungkin, ini sangat unik mengingat biasanya suku asli suatu pulau masih mengikuti agama nenek moyangnya.

 

Adat Pernikahan

 

Hal unik berikutnya tentang Suku Sasak adalah tentang adat pernikahan. Kenapa dikatakan unik? Ya, bahkan bisa dibilang sangat langka dan mencengangkan. Pasalny, adat pernikahan Suku Sasak sangat berbeda dengan adat pernikahan pada umumnya dimana seorang gadis yang menikah harus mendapat restu terlebih dahulu.

 

Pemuda Suku Sasak, saat ingin menikahi seorang gadis, ia akan mendatangi ke rumah si gadis dengan beberapa orang kerabat yang nantinya akan menjadi saksi. Mereka kemudian pergi ke rumah si gadis diam-diam dan menculiknya tanpa sepengatahuan orang tua gadis. Setelah itu, si pemuda akan menemui suku adat agar menyampaikan kepada keluarga si gadis. Adat ini disebut Selarian atau Merarik.

 

Dialek Bahasa

 

Selain adat pernikahan, dialek bahasa juga sangat unik. Bahasa Suku Sasak adalah Bahasa Sasak. Bahasa ini sama dengan bahasa penduduk Sumbawa. Masih satu rumpun. Bahasa ini juga bisa ditemui di Bali atau Jawa.

 

Dialeknya sendiri bermacam-macam. Pembedaan dialek berdasarkan pembagian wilayahnya. Dialek Kuto-Kute untuk Sasak Utara, Ngeto-Ngete untuk Sasak Timur Laut, Meno-Mene untuk Sasak Tengah, Ngeno-Ngene untuk Sasak Timur Tengah dan Barat Tengah, dan Meriaq-Mriku untuk Sasak Selatan Tengah.

 

Mengenal Suku Sasak Suku Asli Gumantar Lombok

 

Rumah adat

 

Dari sekian keunikan Suku Sasak, mungkin bisa dibilang jika rumah adat Suku Sasak adalah yang paling unik. Keunikan pertama adalah dari sisi desain arsitekturnya. Rumah mereka berbentu lumbung dan memiliki hanya satu pintu.

 

Rumah adat ini sampai sekarang masih dijaga kelestariannya. Atap untuk rumah dibuat dari rumput alang-alang kering. Atap ini bisa bertahan sampai 7 atau 8 tahun. Dinding rumah dibentuk dari anyaman dan pintu kayu.

 

Yang paling unik adalah lantainya. Walau masih terbuat dari tanah liat, lantai rumah Suku Sasak sangat mengkilap halus layaknya keramik. Ada ‘resep’ tradisional yang digunakan oleh Suku Sasak untuk menyulap tanah liat terlihat halus dan rata yakni mencampur kotoran kerbau dan air yang kemudian digunakan untuk memoles lantai.

 

Campuran kotoran dan air itu akan disiram diatas tanah kemudian dengan tangan akan diratakan keseluruh bagian lantai. Awalnya sewaktu Suku Sasak menganut Animisme, dengan cara ini mereka percaya bahwa rumah mereka akan terlihat lebih bersih serta suci. Saat ini, walau mereka beragama Islam, cara seperti ini masih dipertahankan.

 

Mata pencaharian

 

Suku sasak memiliki beberapa mata pencaharian. Namun, yang paling utama adalah sebagai petani. Inilah alasan kenapa rumah mereka memiliki atap yang berbentuk lumbung padi. Ini bertujuan agar mereka bisa menyimpan hasil panen di dalam lumbung tersebut seperti menyimpan padi, jagung dan lain-lain.

 

Jika bukan musim panen, Suku Sasak terbiasa untuk mencari penghasilan dengan menenun. Oleh sebab itu, sebagai desa wisata, ketika Anda memasuki gang dari desa wisata ini akan dijumpai banyak warga setempat yang menawarkan kain tenun dengan motif dan harga yang berbeda-beda.

 

Anda juga bisa menawar harga untuk mendapatkan kain tenun dengan harga lebih murah. Ada juga motif khusus berbentuk lumbung padi dimana untuk membuatnya membutuhkan ritual tertentu sebelum proses tenun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Home
Perusahaan
Layanan
Fasilitas
Booking